Menunggang Angin

Panggilan untuk seorang nenek disemua tempat pasti berlainan, begitu juga aku. Aku sering memanggil Ibu dari ibuku ini dengan panggilan Emak, khusus Ibu dari Ibuku aku memanggilnya Emak Nom (dalam bhs jawa muda) sedang Nenek dari Ibu ku alias nenek buyut, aku memanggilnya Emak Tuo (tua). Alhamdulillah meski hanya sampai umur tujuh tahun, aku masih sempat disayang oleh beliau. Bisa dibilang, aku dekat dengannya, beliau selalu membelaku saat itu. Hingga ketika meninggal, kata orang-orang yang layat, aku sempat mau melompat kedalam lubang kubur Emak Tuo, sedh saat itu, jika diingat dulu aku sempet takut mendekat saat Emak Tuo sakit. Hah, andai tahu, aku ga akan menghindar, mungkin karna aku juga masih kecil. Aku sangat  kangen dengan beliau.

kini Emak nom sedang sakit, setiap beliau sakit, aku selalu ingat kejadian Emak Tuo, apakah aku akan kehilangan beliau? Entahlah, itu rahasia Allah. Namun jika aku boleh meminta, Allah, biarkan beliau melihatku menikah.
Cita-cita terbesarku ketika menikah, selain orangtuaku, aku ingin sekali Emak Nom berada disana, melihatku.
Oh Allah, aku benar-benar menginginkan itu, ah, airmataku mengalir disetiap kata yang aku tuliskan.
Aku begitu menyayangi mereka. Dibalik kegalakan mereka, aku merasakan sebuah kehangatan yang tak bisa kudapat dari siapapun. oh Allah, aku benar-benar menyayangi mereka, sayangi mereka Allah, sqayangi mereka, Ampuni Dosa mereka, berikan keindahan surga dan NikmatMu untuk mereka.....

Oh Allah, kumohon kumohon padaMu, mereka adalah kehidupanku, berikan hidup dan kebahagiaan bagi mereka, teriring Doaku untuk mu Mak, semoga Allah memberi segala kebaikan kepada engkau. AMIN


Sekar Widati Love You Mak