Yang bernama Sistem

Banyak berita bersliweran dikoran yang aku baca. Ada satu kasus yang sedikit menggelitikku. Kenapa? karna orang ini akan mengadakan sebuah acara interaktif dengan masyarakat dikotaku sebagai orang nomor satu dikota ini lewat radio ku. Eh sekarang malah kesandung kasus.
Aku nggak mau membenarkan atau menyalahkan, aku hanya pengen bilang inilah SISTEM, dia korban sistem, bahkan mungkin kita pernah menjadi korban sistem juga.

Seperti halnya yang terjadi pada dana untuk bantuan sekolah, sebagai biaya gratis pendidikan (layak anak2 Indonesia ga bisa sekolah gratis).
Dana itu sudah turun, tapi apa yang terjadi, dana itu berhenti pada satu titik dinas. Dan ketika seorang kepala sekolah yang peduli dengan anak-anak didiknya datang dan menanyakan dana pendidikan itu, dengan santai si petugas yang harusnya menurunkan dana itu bilanga, "Ada sih dananya, tapi nggak tahu ya milik siapa." dengan congkanya perkataan itu keluar dari mulut seorang petugas yang mengatasnamakan abdi masyarakat yang menjabat disebuah kedinasan. TAIK ANJING! pengen ngeludah di muka tu orang. Dan tau apa yang terjadi? si kepala sekolah harus memberi potongan pada dana itu agar si petugas ngucurin dana. Bener-bener nggak berperikemanusiaan! dia nggak mikir jika dia ngasih makan keluarganya diatas tangis anak-anak Indonesia, diatas duka cita-cita mereka!

Nah sebenarnya itu yang terjadi pada bapak nomor satu dikota ini. Semua rencana yang dia bangun untuk memperindah kotaku nggak akan lancar, nggak akan berijin jika anjing-anjing yang duduk disofa parlemen itu nggak disuapi tai!

Itulah sistem kita, bahkan jika kita ingin mengadakan sebuah acara, nggak akan ada ijin jika nggak ada sumpalan-sumpalan kepada pihak terkait.
Ini sistem, bukan hanya dipemerintahan, tapi semua aspek kehidupan, jadi berhenti menghujat berhenti sok suci!


Sekar Widati Misuh misuh

0 komentar:



Posting Komentar

Mohon tinggalkan jejak-jejak cinta anda pada blog ini.
Makasih, Matursuwun!!!!!