Monolog Abu Sangkan
Masih ingatkah para jiwa, masa-masa kita pernah berkumpul disuatu tempat yang tidak ada batas? tidak ada esok, tidak ada kemarin, tidak ada siang, tidak ada malam, tidak ada atas, tidak ada bawah, tidak ada timur dan tidak ada barat, La syarkiya wa la gharbiya, kita berada dalam kelanggengan, berada dekat dengan Tuhan yang maha langgeng, roh kita sempat menatap puas wujud hakiki, wujud tak terkira oleh pandangan mata biasa, kita hanya bisa berkata "ada" ada yang ada, tiada yang lain kecuali yang maha ada, kita bersaksi ketika kita tiada.
Rinduku seperti nyanyi pilu seruling bambu
Rindu kembali pada rindu seruling bambu.
Perjalanan hakiki dari seorang diri
Alastu Birobbikum, Qolu balasahidna
Rinduku seperti nyanyi pilu seruling bambu
Terlempar jauh hilang tenggelam dalam kelam
perih sedih ingatan kita pun berjanji
Alastu birobbiku Qolu balasahidna
Sekar Widati dalam Kitar Alastu
1 komentar:
monolog diatas pernah dijadikan lagu puisi yg sangat menyentuh hati saya....tapi syang hanya di putar di radio Ramako Jakarta waktu itu
Posting Komentar
Mohon tinggalkan jejak-jejak cinta anda pada blog ini.
Makasih, Matursuwun!!!!!